Saat kedatangan ku tiba aq di jemput oleh paman ku, Om Beni (samaran) dan seperti biasa kami bercakap2 terlebih dahulu sambil menunggu lelah ku pergi. BeLiau bercerita tentang masalah yg terjadi dalam keluarganya dan cukup rumit juga ternyata dan aq bercerita tentang kuLiah ku di salah satu PTN di daerah ku. Setelah cukup lama kami berbincang datanglah seorang hmmm boleh di bilang sudah agak setengah baya bernama tante Yuni. Dan Om Beni pun memperkenalkan ku pada Yuni yg merupakan calon istrinya. Tante Yuni berparas cantik, putih dan menarik, namun pandangan ku tak dapat lepas dari belahan blazer yg dia kenakan. Payudara yg besar dan empuk itu membuat celanaku sempit seketika tapi aq berusaha bersikap normal di hadapan mereka. Gak terasa 2 jam sudah berlalu dan waktu sudah menunjukan pukul 09.00 malam. Om mengajak ku untuk kerumahnya lalu om telp supirnya untuk menjemput kami di gate 3. sepanjang perjalanan menuju mobil aq terus memperhatikan belahan blazer tante Yuni. Dia mengenakan bra warna merah menyala, sangat cocok dengan paras kulitnya yg putih. Calana ku semakin menyempit karna tak dapat menahan khayalan ku akan tante Yuni yg aduhai. Begitu sampai di mobil alangkah bahagianya aq ternyata Om Beni duduk di depan dan aq bersama tante Yuni di belakang, kata om biar semakin akrab. Dalam hati ku iya om semakin akrab sekaligus membuat ku panas dingin. Jalanan yang macet semakin menambah nikmat ku mengintip.
Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami tiba di rumah Om Beni di kawasan bekasi, rumah yg besar dan membuat ku takjub akan Om Beni.
“dah akhirnya sampai juga di rumah om yuk turun.” Kata om mempersilahkan kami. Sebelum turun tante Yuni mencubit paha ku dan berkata
“kamu nakal yah selama perjalanan awas loh nanti tante bilangin.” Kata tante Yuni dengan nada manja. Aku balas
“biarin aja abis tante serasi pake bra merah.”
“dasar.” Katanya dengan nada sedikit kesal.
“honey aq pulang duluan yah udah malem banget nich besok jadi kan makan siang.” Kata tante Yuni.
“Rian masuk aja duluan nanti om nyusul, pak pardi tolong bawakan kopernya rian yah.” Kata Om Beni lalu pak pardi supir Om Beni mengangkat koper dari dalam bagasi dan mengajak ku masuk. Om Beni masuk lagi kedalam mobil dan aq tak tau apa yg dilakukannya namun aq masih cemas wah jangan2 tante Yuni ngadu lagi ama om. Ah masa bodo lah gak ada bukti ini aq ngapa2in dia. Akhirnya aq masuk ke dalam rumahnya yg sangat besar.
Pak pardi mengantar ku ke dalam kamar yg sudah disediakan Om Beni untuk ku. Kamar yg gak begitu luas Cuma cukup lah. dan aq pun menyalakan lampu kamar dan berkeliling mengecek kegunaan masing2 tombol. Kali aja ada ruang rahasia, maklum biasanya rumah besar mempunyai ruang rahasia. Lalu aq pun membuka koper ku dan mandi. Di kamar mandi aq membayangkan tante Yuni yg sensual, kecantikannya luar biasa mengalahkan semua mantan ku Sexy dan aduhai bodynya. Ku bayangkan sedang menyetubuhinya, kulitnya yg putih itu seolah ada di hadapan ku lalu meminta ku untuk melepaskan seluruh baju hingga mengenakan pakaian dalam. Lalu ku lepas bra merah itu dank u ciumi wangi tubuhnya lalu ku hisap kedua buah dada kembar itu dengan lembut dan ku pilir-pilir putting susu yg ku bayangkan berwarna merah muda itu. Sambil ku jilati lehernya dan ku hisap2 telinganya lalu secara perlahan ku masukan jari ku kedalam celana dalam lalu ku belai-belai bulu halusnya ssssshhhhhh desahan demi desahan keluar dari bibirku dengan sendirinya dalam benak ku seolah tante Yuni berkata rian kamu bikin tante becek aja.
Namun tak lama kemudian “tok ……..tok ……..tok “ suara pintu terdengar tak lama berselang “siapa sih di dalam mbok minah apa pak pardi nih….. aduhh cepetan udah gak tahan tauuu.” Suara itu terdengar keras sekali dan seketika itu pula angan ku akan tante Yuni buyar lalu ku cepat2 mengenakan pakaian ku dan keluar dari kamar mandi seolah2 baru mandi. Pas ku buka pintu ternyata suara itu milik Sanggra, anaknya Om Beni. Dulu aq sempat ketemu dia waktu masih kecil sekali mungkin kelas 4 SD. Waktu itu dia lagi liburan ke tempat ku bersama Om Beni dan mantan istrinya.
“oh ada tamu rupanya, maaf yah aq gak tau.” Katanya sambil terburu2 masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu. Antara sadar atau tidak aq pangling akan sosok Sanggra yg sudah beranjak dewasa. Lalu aq masuk kembali ke kamar ku dan tidur.
Begitulah awal mula aq masuk dalam keluarga Om Beni, hari demi hari menjadikan kami semakin akrab satu dengan yg lainnya. Hingga aq keterima di salah satu perusahaan telekomunikasi terkenal di Indonesia. Tante Yuni pun semakin sering berkunjung ke rumah Om Beni untuk sekedar memberikan perhatian pada anak-anak Om Beni dan aq tentunya. Diantara Sanggra dan Lia yg paling menarik perhatian ku Lia, Anak kelas 2 SMP itu terlihat bukanlah seperti anak seumurnya, terkadang aq menyesal mengapa Lia menjadi sepupu ku andai saja Lia bukan sodara ku sudah pasti ku pacari dia. Suatu malam hari aq sedang browsing2 di kamar ku lalu nyasar ke sebuah situs cerita panas, hmmm boleh juga jadi teringat masa smp dulu waktu baru pertama mengenal sex. Aq mengoleksi banyak stensil, namun sekarang sudah berubah menjadi cerita digital yah termasuk cerita ku ini. Di situ aq membaca sex sedarah ada yg dengan saudara sepupu bahkan dengan anak sendiri. Gila pikir ku andai itu terjadi antara aq dan Sanggra.
Aq pun membaca puluhan cerita itu dengan seksama tanpa ku sadari kontol ku mulai tegang dan aq memegang lalu onani di depan computer hingga crots lalu ku ambil tisyue basah dan membersihkan peju ku yg udah keluar. Lalu ku masuk ke kategori mansturbasi, di situ aq membaca tentang kegilaan sex dengan media celana dalam bekas pakai, bahkan ada milisnya. Lalu ku ikuti url yg terdapat pada cerita itu dan membawa ku pada milisnya kaum fetish (pencinta daleman bekas pakai) luar biasa ternyata koleksi mereka pun seabrek. Ku buka satu persatu galerinya dan ku perhatikan celana dalam mereka sambil membaca kisah bagaimana cara mendapatkannya.
Tak terasa sudah 2 jam berlalu aq pun beristirahat sejenak, jam sudah menunjukan pukul 10 WIB aq masih terbayang akan cerita yg ku baca tadi. Lalu aq memutuskan untuk menuntaskan pikiran kotor ini dengan cara coli di kamar mandi. Bergegas lah aq ke kamar mandi, aq pun membuka pintu kamar mandi dan alamak terkejutnya aq ketika ku lihat ada 1 ember berisi pakaian dalam. Di sini Cuma ada 3 cw, Sanggra, Lia sama mbok minah. Kalo punya Sanggra dan Lia gak masalah namun kalo punya mbok minah wah bisa musibah, selain aq tidak suka yg sudah berusia lanjut dan keriput dia jg sudah punya anak. Ku bongkar2 isi ember itu dan pada bagian akhir ku temukan seragam SMU dan SMP 1 buah bra berwarna pink, 2 buah cd sexy warna putih dan 1 buah miniset wah ternyata ini punya Sanggra dan Lia. Aq harus menikmatinya, aq pun bertelanjang bulat sambil menciumi pakaian dalam mereka hingga akhirnya aq pun aaaahhhhhh Sangggraaaaa Liaaa aahhhh crots …… sperma ku menyembur dengan keras tepat di tengah cd . Tanpa sadar aq lupa mengunci pintu dan brak ,………..tiba2 pintu terbuka.
“iiihhh kk ngapain…. Kok cd ama bh ku di keluarin.?” Lia berkata dengan marah
“mmmm anu mmmmm.” Aq pun diam tidak bisa bicara.
“Lia, jangan marah dong kan kk gak ngapa2in. kk Cuma mau nyari celana yg tadi kk pake kerja coz masih ada duitnya kk lupa. Lia bantuin kk nyari yah nanti kk kasih jajan deh buat Lia.” Aq mencari2 alasan agar Lia tidak tau apa maksud ku. Aq pun berpura2 mencari2 celana ku itu dan untungnya di kantong masih ada uang padahal udah ketemu tapi ku pura2 gak tau. Lalu aq pun menyelipkan uangku di celana itu dan berkata dah ketemu nich.
“nih dah ketemu kok Lia, sesuai janji kk ini kk kasih Lia buat jajan” sambil ku memberi 2 lembar uang seratus ribu rupiah kepada Lia dan Lia pun senang saking senangnya Lia pun loncat-loncat tanpa Lia sadari rok yg ia kenakan tersingkap wah ternyata dia memakai cd warna pink cerah. Huft bikin ku nafsu lagi aja. Keesokan harinya aq pun mengulangi perbuatan ku ternyata Lia tidak menaruh curiga kepada ku namun kali ini ku tidak lupa mengunci pintu. Hampir 3 bulan lamanya perbuatan itu selalu terjadi setiap malamnya. Hingga suatu malam…..
Malam itu sudah menunjukan pukul 11. Aq hendak melakukan “rutinitas” setiap malam. Aq pun mengendap2 ke kamar mandi namun ketika sampai di depan kamar Lia aq terkejut mendengar suara “ssshhhh aahhhh kak beni…. Kak terus kak…. Sssssshhhhh kak enak kak ennnnn mmmmm.” Suara itu terdengar seperti suara Lia dan aq pun mencoba masuk ke dalamnya. Ternyata pintu di kunci. SHITTTT DAMM kesal ku. Kamar Lia memang jauh dari kamar manapun apa lg dari Om Beni yg tinggal di lantai 2 Aq pun mengetuk pintu “Lia,…. Lia…. Lia…. Udah tidur belum?”
“Belum kak Sebentar yah.” Balasnya. Tak begitu lama pintu pun di buka.
“ada apa kak malam2 begini?” tanyanya.
“mm engga, boleh kk masuk ?” pinta ku
Dan aq pun dibuka kan pintu olehnya.
“tadi kk gak sengaja lewat sini kk mendengar sesuatu dari dalam kamar kamu,”
“kk mendengarnya ?” tanyanya kaget
“Tentu saja.” Emang kamu lagi ngapain ?” Tanya ku pura2 bego
“mmmmm eh anu… anu… engga lagi ngapa2in kok kak,.”
“Jangan bohong Lia, kk dengar dengan jelas. Lia lagi membayangkan kk kan hayo jujur.” Seketika itu juga wajah Lia merah padam. Mungkin baginya seakan disambar gledek siang2 kali yah lalu dia pun berkata
“ia Lia ngaku Lia membayangkan kk, seperti kk membayangkan Lia setiap malam.” Katanya… duar sekarang aq yg terasa di sambar gledek. Dari mana anak ini tau.
“KK jg ngebayangin Lia kan tiap malem, buktinya kalo pagi hayo… celana dalam yg Lia taro di kamar mandi pasti ada bercak2nya. Bukan Cuma punya ku tapi punya kak Sanggra juga Siapa lg kalo bukan kk.” Wah ternyata selama ini Lia sudah mengetahui kelakuan ku.
Akhirnya aq pun mengakui dan meminta maaf kepada Lia.
“ya udah sekarang dari pada qt ngebayangin mendingan qt lakuin aja yah Lia. Lia sayang kk kan….?” Rayu ku.
“iya kak aq sayang kk….”
hkan dilihat koleksi ane
“Lia, kk entot yah sayang,” pinta ku
“em em.” Lia hanya mendesis.
Keesokan paginya Lia bangun kesiangan, hingga biasanya sebelum kami sarapan pagi Lia sudah di meja makan duluan, wah pasti kelelahan habis semalam. “Tumben Lia belom bangun, biasana duluan.” Kata Om Beni. “ah paling kecapean kali om kemarin kan dia olaraga terus les.” Alih ku “mungkin….” Om Beni membalas. Tak lama kemudian Lia datang sudah mengenakan seragam akan tetapi jalannya agak pincang. “Lia kamu kenapa ?” Tanya Om Beni. “hmm Sakit Pah kakinya kemarin keseleo.” Huft ternyata Lia sudah pandai menutupi. Kemudian suasana seperti biasa bercanda pagi hari dan kami pun berangkat beraktifitas. Om Beni ke kantor sementara aq mengantar Lia dan Sanggra ke sekolah. Selama dalam perjalanan Lia ngongkong aja sementara Sanggra asyik ber-sms-an dgn pacarnya. Aq perhatikan Lia dari kaca, wah ternyata aq kejam juga semalam sampe Lia ngongkong gini. Tapi asik juga sich sepanjang perjalanan aq ngintipin cd Lia yg berwarna pink tanpa di curigai Sanggra.
Begitulah pengalaman pendek saya bersama keluarga Om Beni. Kalo ada waktu senggang kami selalu bersetubuh. Bahkan ketika di rumah sedang kosong kami tidak memakai baju untuk memudahkan klo aq mau bersetubuh dengan gadis kecil ku. Lain waktu akan ku ceritakan pengalaman ku yg lebih seru lagi, bersama dengan Sanggra, Lia dan bella. Bahkan hingga menjadikan mereka maniak sex. Penasaran ? ikuti terus…… regards….
Sumber : Krucil
Creator : Salexte
@
Tagged @ Sedarah